LaporanNews

RINGKASAN AWAL LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN PRAKTIK PERTAMBANGAN BERKELANJUTAN HARITA NICKEL

Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara | 14–18 Juni 2025

Laporan ini menyajikan temuan dari kunjungan lapangan yang dilakukan oleh Tim Peneliti dari Universitas Indonesia (UI) dan Perkumpulan Telapak ke lokasi Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara, pada tanggal 14 hingga 18 Juni 2025. Kunjungan ini bertujuan melihat langsung cara kerja tambang nikel yang terintegrasi dari penambangan hingga pengolahan, sekaligus menilai komitmen perusahaan terhadap lingkungan. Secara umum, observasi ini menemukan bahwa Harita Nickel telah menjalankan praktik pertambangan dengan bertanggung jawab, didukung oleh strategi yang berhasil dalam mengurangi dampak dan mengelola sisa hasil tambang.

Di lokasi penambangan, perusahaan telah menunjukkan pengelolaan air yang baik untuk mencegah pencemaran. Risiko utama dari kegiatan tambang, seperti longsor dan lumpur, dikelola secara ketat melalui pembangunan saluran air khusus, penampung lumpur, dan kolam pengendap. Kolam-kolam ini dirancang untuk memastikan air yang dialirkan ke lingkungan sudah bersih dan aman. Pengelolaan air ini juga didukung oleh pemantauan rutin terhadap kualitas air permukaan, termasuk sumber air masyarakat, serta pengelolaan Danau Karo sebagai sumber air strategis operasional dengan kehati-hatian tinggi. Selain itu, kegiatan reklamasi (pemulihan lahan) dilakukan bertahap dan didukung oleh fasilitas pembibitan yang menanam lebih banyak tanaman asli lokal, seperti johar dan jabon, untuk mempercepat pemulihan ekosistem.

Inovasi lingkungan utama yang dilakukan perusahaan terlihat pada pengelolaan limbah padat (tailing). Harita Nickel menggunakan metode canggih Dry Stack Tailing Facility (DSTF), di mana limbah dikeringkan menjadi limbah padat kering. Cara ini dinilai sebagai praktik terbaik karena secara signifikan mengurangi risiko pencemaran air tanah oleh kandungan logam. Inovasi lainnya adalah penerapan konsep daur ulang total (“nol limbah”) dengan memanfaatkan slag (sisa material non-bahaya dari pengolahan nikel) sebagai bahan baku material konstruksi seperti paving block dan bahan campuran media tanam. Operasional pabrik peleburan (smelter) juga dikontrol ketat; Pembangkit Listrik dilengkapi dengan gudang batubara tertutup (Coal Dome) dan sistem CEMS-ESP untuk pengendalian emisi debu dan gas.

Sebagai penutup, Harita Nickel diharapkan dapat terus meningkatkan upaya komunikasi dan edukasi kepada masyarakat. Kami merekomendasikan agar hasil pemantauan kualitas lingkungan (air, udara, dan reklamasi) disosialisasikan kepada masyarakat di sekitar lokasi tambang dengan bahasa yang mudah dipahami. Selain itu, penguatan program edukasi lingkungan, seperti pendirian klub lingkungan sekolah (eco-school clubs), sangat penting untuk memperkuat pemahaman masyarakat setempat tentang isu-isu lingkungan dan membangun jembatan komunikasi yang baik antara perusahaan dan komunitas.


Laporan Lengkap Observasi UI:

https://bit.ly/LaporanLengkapUI

Dokumenter UI:

https://bit.ly/DokumenterUI